* Pemimpin Organisasi Ala Rasulullah S.A,W | it's for you!!

Pemimpin Organisasi Ala Rasulullah S.A,W

Senin, 14 November 2011
Setiap organisasi baik itu berupa perusahaan yang mencari keuntungan finansial, yayasan, organisasi
kemasyarakatan, maupun organisasi keagamaan selalu mempunyai visi, misi, dan tujuan.
· Visi adalah cita-cita.
· Misi adalah bidang garap dan cita-cita.
· Tujuan adalah kongkritisasi atau target terukur pencapaian visi dan misi organisasi di dalam suatu kurun
waktu tertentu.
Dalam rangka mencapai cita-cita tersebut, seluruh perangkat organisasi yang dimotori oleh pimpinannya
membuat strategi dan taktik serta analisa lapangan yang dilanjutkan dengan perencanaan tugas lapangan, working
plan meliputi langkah-langkah kerja, jadwal serta penanggung jawab, di dalam organisasi sering disebut sebagai
Plan, Do, Check, Action (PDCA) atau Planning, Organizing, Actuiting, Controling (POAC), dengan pengertian yang
sederahana adalah : ada perencanaan, ada organisasinya, dikerjakan, dievaluasi/dikontrol.
Organisasi yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya harus dikelola secara profesional. Pengelolaan
organisasi yang profesional akan membentuk budaya organisasi yang profesionai pula, sebaliknya organisasi yang
seadanya dan sekedar amatiran, tanpa pemikiran yang mendalam, sistematis, serta strategis yang tepat akan
menghasilkan budaya organisasi yang seadanya dan efektifitas dari pencapaian tujuan organisasi yang kurang baik.
Hal ini dapat dilihat dari (1) sudut pencapaian tujuan yang dapat menyimpang dan tidak sesuai dengan visi, misi,
dan tujuan, serta (2) target waktu yang lamban dan cepat atau lambat akan ketinggalan malahan bisa menimbulkan
kegagalan.
Namun demikian Islam mempunyai pandangan yang khas dalam masalah kepemimpinan sebuah
organisasi. Kepimpinan dalam kacamata Islam merujuk kepada kepribadian dan segenap aspek tindakan yang
dimiliki oleh Rasulullah s.a.w. Di antara ciri-ciri kepemimpinan yang baik adalah:
· Berilmu pengetahuan. Orang yang berilmu akan ditingkatkan taraf dan derajatnya. Demikian menurut
AlQuran. Sudah semestinya seorang pemimpin dalam sebuah organisasi harus mempunyai ilmu pengetahuan yang
lebih, terutama dalam hal yang menyangkut masalah teknis, dan juga pengorganisasian pengurus dalam organisasi.
· Mempunyai Aqidah yang kukuh. Ini bermakna bahwa seorang pemimpin yang mempunyai aqidah yang kukuh
akan lurus dalam kepemimpinannya, karena dia selalu berpegang pada al Qur’an dan hadis dalam setiap
tindakan dan keputusannya.
· Seorang lelaki. Disamping masalah kepemimpinan yang telah dicontohkan oleh Rasullulah saw, secara
alami pemimpin lelaki mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan wanita dari segi kepimpinan.
· Amanah. Sifat amanah adalah sifat yang dimiliki oleh Rasulullah s.a.w. Seharusnya seseorang pemimpin
mewarisi sifat tersebut untuk mewujudkan sikap kerja yang baik dalam berbagai urusan organisasi.
· Benar dalam perkataan dan tindakan. Seseorang yang benar dalam perkataan dan tindakannya
menggambarkan ciri-ciri kepemimpinan yang baik dan patut menjadi teladan oleh orang-orang yang dipimpinnya.
Majalah Al Hijrah

· Keadilan yang meliputi segenap aspek yang dipimpin. Pemimpin yang adil adalah tonggak utama dalam
sebuah organisasi. Ciri kepimpinan yang adil mewarisi sifat-sifat utama pemimpin Islam sebagai termaktub dalam
perjuangan para nabi dan rasul. Pemimpin yang adil juga dijamin keselamatannya di bawah naungan ‘Arash
Allah swt.
· Bersifat rahim. Sabda Rasulullah s.a.w. ; perumpamaan seorang pemimpin dengan umatnya ialah seperti
orang yang menghalau kupu-kupu dan belalang yang berkerumun dekat api. Pemimpin menarik umatnya dari
belakang agar mereka tidak jatuh ke dalam api, tetapi mereka selalu terlepas dari tangan pemimpin. Sabdanya lagi,
“Sebaik-baik pemimpin ialah yang kamu mencintai dan Dia mencintaimu, dan kamu mendoakan dan ia
mendoakanmu. Dan sejahat-jahat pemimpin ialah yang kamu benci dan membenci kamu…”.
· Bijak dalam menangani masalah.
· Sentiasa menyampaikan pesan-pesan dan perkara-perkara yang hak. Sabda Rasulullah s.a.w.,
“Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat”.
Khalifah Abu bakar Assiddiq ra pernah berpidato saat dilantik menjadi pemimpin ummat sepeninggalan Rasulullah
Saw yang mana inti dari isi pidato tersebut dapat dijadikan pegangan untuk menjadi seorang pemimpin yang baik.
Isi pidato tersebut diterjemahkan sebagai berikut: “Saudara-saudara, Aku telah diangkat menjadi
pemimpin bukanlah karena aku yang terbaik diantara kalian semuanya, untuk itu jika aku berbuat baik bantulah aku,
dan jika aku berbuat salah luruskanlah aku. Sifat jujur itu adalah amanah, sedangkan kebohongan itu adalah
pengkhianatan. ‘Orang lemah’ diantara kalian aku pandang kuat posisinya di sisiku dan aku akan
melindungi hak-haknya. ‘Orang kuat’ diantara kalian aku pandang lemah posisinya di sisiku dan aku
akan mengambil hak-hak mereka yang mereka peroleh dengan jalan yang jahat untuk aku kembalikan kepada
yang berhak menerimanya. Janganlah diantara kalian meninggalkan jihad, sebab kaum yang meninggalkan jihad
akan ditimpakan kehinaan oleh Allah Swt. Patuhlah kalian kepadaku selama aku mematuhi Allah dan Rasul-Nya.
Jika aku durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya maka tidak ada kewajiban bagi kalian untuk mematuhiku. Kini marilah
kita menunaikan sholat semoga Allah Swt melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita semua”.
Ada 7 poin yang dapat diambil dari inti pidato khalifah Abu Bakar ra ini, diantaranya: 1. Sifat rendah hati. Pada
hakikatnya kedudukan pemimpin itu tidak berbeda dengan kedudukan yang dipimpin. Ia bukan orang yang harus
terus di istimewakan. Ia hanya sekedar orang yang harus didahulukan selangkah dari yang lainnya karena ia
mendapatkan kepercayaan dalam memimpin dan mengemban amanat. Ia seolah pelayan umat yang diatas
pundaknya terletak tanggungjawab besar yang mesti dipertanggungjawabkan. Kerendahan hati biasanya
mencerminkan persahabatan dan kekeluargaan, sebaliknya ke-egoan mencerminkan sifat takabur dan ingin
menang sendiri. 2. Sifat terbuka untuk dikritik. Seorang pemimpin haruslah menanggapi aspirasi-aspirasi umat
dan terbuka untuk menerima kritik-kritik sehat yang membangun dan konstruktif. Tidak seyogiayanya menganggap
kritikan itu sebagai hujatan, dan menganggap orang yang mengkritik sebagai lawan. Tetapi harus diperlakukan
sebagai “mitra”dengan kebersamaan dalam rangka meluruskan dari kemungkinan buruk yang
selama ini terjadi untuk membangun kepada perbaikan dan kemajuan. 3. Sifat jujur dan memegang amanah.
Kejujuran yang dimiliki seorang pemimpin merupakan simpati umat terhadapnya yang dapat membuahkan
kepercayaan dari seluruh amanat yang telah diamanahkan. Pemimpin yang konsisten dengan amanat umat menjadi
kunci dari sebuah kemajuan dan perbaikan 4. Sifat berlaku adil. Keadailan adalah konteks real yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin. Keadilan bagi manusia tidak ada yang relatif. Islam meletakkan soal penegakan
keadilan itu sebagai sikap yang esensial. Seorang pemimpin harus mampu menimbang dan memperlakukan
sesuatu dengan seadil-adilnya bukan sebaliknya berpihak pada seorang saja atau berat sebelah. 5. Komitmen
dalam perjuangan. Sifat pantang menyerah dan konsisten pada konstitusi bersama bagi seorang pemimpin
adalah penting. Teguh dan terus Istiqamah dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Pantang tergoda oleh
rayuan dan semangat menjadi orang yang pertama di depan apabila ada yang hendak mengganggu kelancaran
jalannya organisasi. 6. Bersikap Musyawarah. Dalam term ini pemimpin tidak sembarang memutuskan
sebelum adanya musyawarah diantara orang-orang disekelilingnya dan umat. Sebab dengan keterlibatan umat
terhadap pemimpinnya dari sebuah kesepakatan bersama akan memberikan kepuasan, sehingga apapun yang akan
terjadi baik buruknya bisa ditanggung bersama-sama. 7. Berbakti dan mengabdi kepada Allah. Dalam hidup
ini segala sesuatunya takkan terlepas dari pandangan Allah, manusia bisa berusaha semampunya dan sehebathebatnya
namun yang menentukannya adalah Allah. Hubungan seorang pemimpin dengan Tuhannya tak kalah
Majalah Al Hijrah

pentingnya yaitu dengan berbakti dan mengabdi kepada Allah. Semua ini dalam rangka memohon pertolongan
dan ridho Allah semata. Dengan senantiasa berbakti kepada-Nya terutama dalam menegakkan sholat lima waktu
contohnya, seorang pemimpin akan mendapat hidayah untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang keji dan
tercela. (Tim redaksi – dari berbagai sumber)

Download file  : alhijrah.cidensw.net/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=103

0 komentar:

Posting Komentar